Cerita Februari: Surat Dari Chibu Setahun Yang Lalu

Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Mas,,, chibu menulis ini di mobil dalam perjalanan rumah ke kantor. Sepertinya suasana hari kita berdua sama2 gak enak. Padahal tanggal ini tepat 8 tahun yang lalu mungkin kita berdua sama2 lagi tegang ya,, eh chibu sih yg tegang tapi excited sekaligus senang dan agak sedih di waktu yang sama,,
gak tau kalo kamu. Ha.ha.ha..


Happy Anniversary ya mas. Gak mengkultuskan hari ini sih cuma sebagai momen muhasabah aja, khususnya bagi diri Chibu sendiri.


Inget kan permintaan Chibu buat kita berdua menulis sesuatu di hari pernikahan ini. Inilah yang coba Chibu ungkapkan, maaf dulu nih sebelumnya kalo tulisan chibu gak puguh tata bahasanya, urutannya, gaya penulisannya,, tolong tahan dan berkenan baca sampai akhir yaaaaa..


Sudah 8 tahun lho Mas.. Chibu jadi flash back ke masa itu ya,, pertama kali Kusuma infoin mau ada yang ajak Ta’aruf eh taunya kamu,, itu Chibu lagi di Yogya, kayaknya sih Diklat spip peta resiko kalo gak salah. Terus bergulir lah prosesnya,, seakan cepet banget. Walauoun kalo dipikir2 prosesnya ternyata kita kurang sesuai ya,, langsung berdua tanpa perantara ketika saling mengenal. Ha.ha.ha..

Masih Chibu simpan lho itu email2, CV, hasil diskusi kita berdua malah percakapan di hp sempat chibu save di email. Kadang kalo Chibu lagi “gemes” sama kamu, chibu sempat liat2 itu filenya bikin senyum2 sendiri dan semangat lagi.


Alhamdulillah sudah 8 tahun kita melangkah bersama. Banyak cerita dalam perjalanan kita berdua. 6 bulan di Jakarta, 1 tahun di Bandung, 11 bulan di Taiwan, sekitar 5 tahun 5 bulan di Bogor.


Mungkin banyak adjusment dan pemakluman yang kita berdua lakukan untuk selalu berjalan
bersama. Chibu tau itu semua tidak mudah. Mas yang aslinya adalah orang yang rapih dan tertata, mungkin pusing dan ruwet ya dengan standar kebersihan dan kerapihan chibu yang berbeda dengan kamu. Terimakasih kasih ya sudah mau bersabar, insyaallah chibu berusaha kok untuk mulai tertata,, ingetin terus aja yaaaa (tapi tolong intonasinya dikontrol ya mas kalo ngingetin Chibu,, ha.ha.ha…).

Chibu terkadang masih suka hitung-hitungan dengan apa yang Chibu lakukan dan apa yang mas lakukan selama ini. Kok chibu udah seperti ini mas seperti. Terkadang masih ngerasa kenapa chibu melakukan semuanya sendiri. Astaghfirullah.. Maaf ya mas,, chibu jadi mengkerdilkan peran kamu.

Chibu masih belajar dan akan terus belajar. Pernikahan (hidup juga sih sebenarnya) adalah pelajaran terus menerus. Kita belajar untuk lebih baik terus-menerus.

Chibu harus terus belajar untuk tidak menggantungkan kebahagiaan sama orang, termasuk sama kamu. Hanya Allah tempat bergantung.

Banyaknya peran yang Chibu punya,, sebagai istri, sebagai Ibu, sebagai anak, sebagai menantu, sebagai kakak, sebagai adik, sebagai pekerja dan juga tentunya sebagai diri Chibu sendiri tentu Chibu harus teruuuus belajar dan ingat bahwa semuanya ini jalan dan peran yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Tolong untuk selalu ingatkan Chibu ya mas.
Chibu tau kalau Chibu masih banyak kekurangan, khususnya ilmu agama. Chibu apresiasi usaha mas yang ingin Chibu terus belajar, dengan kasih tau tempat tahsin dan menghubungkan tempat liqo. Chibu tau itu cara mas membimbing Chibu.


Kenapa jadi melantur yaaaa. Maapkeun..
Intinya terima kasih ya atas semua yang sudah mas lakukan. Yang Chibu butuh ridho kamu atas semua yang Chibu lakukan.

Kita bertumbuh bersama yaaaaa.. Love you..

Mobil, 14 Februari 2023

Chibu

Cerita Februari : Halo Chibu!

Halo Chibu,


Setelah Bapak menyampaikan uneg-uneg Bapak Januari lalu, Bapak memutuskan tidak lagi banyak menuntut. Tidak banyak manfaatnya, seringnya hanya menambah rasa kecewa. Mulai saat ini kalaupun ada yang mau diperbaiki, ya kembali ke diri sendiri. Bapak berusaha jadi suami yang lebih baik, dan jadi orang tua yang lebih baik. Lebih baik seperti itu kan ya? Daripada menuntut ini itu dan mengomel kepada Chibu tidak berkesudahan.

Belakangan, karena insiden whatapps web Chibu yang lupa dimatikan di laptop Bapak, Bapak kadang membaca percakapan di akun Chibu di saat senggang. Hal yang sebenernya biasa saja, karena kita memang bebas mengakses HP satu dengan lainnya.

Hanya saja setelah membaca banyak percakapan pada akun Chibu saat jam kerja, Bapak baru sadar begitu banyak hal yang Chibu hadapi dan Bapak tidak mengetahuinya. Penugasan-penugasan pekerjaan Chibu yang Bapak tidak pahami, ekspektasi pimpinan dan rekan kerja terhadap Chibu, percakapan orang tua murid, sampai percakapan remeh temeh antar teman. Bapak seperti melihat diri Chibu yang lain, yang mungkin selama ini tidak banyak Bapak tahu. Tidak ada Bapak di sana, dalam grup-grup percakapan itu, dalam pembicaraan-pembicaraan antar rekan kerja dan teman.


Entah kenapa, mengetahui ada sisi lain dalam hidup Chibu dimana Bapak tidak ada di sana, yang sebenernya normal-normal saja harusnya, Bapak malah jadi insecure. Bapak mungkin iri dan cemburu dengan sisi lain tersebut. Bapak takut kehilangan dan banyak berpikir. Apakah selama ini Bapak kurang peduli? Apakah pantas Bapak terlalu banyak menuntut terhadap Chibu selama ini? Apakah Bapak sudah menjadi suami yang baik untuk Chibu?


Mungkin hal yang perlu Bapak pelajari adalah mencoba mengikhlaskan. Berusaha sadar bahwa Chibu juga punya banyak peran lain di luar sana selain menjadi istri Bapak. Bahwa sejatinya kita pun tidak pernah benar-benar saling memiliki. Hanya dititipi saja. Chibu kepada Bapak, Bapak kepada Chibu, juga dengan anak-anak. Titipan yang bisa diambil Allah SWT kapan pun sekehendak-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kita bergantung.

Akhirnya, selamat merayakan Februari Chibu. Ini bulannya Chibu, bulannya Kakak Yuri juga. Bulannya kita.


Semoga Allah SWT senantiasa menjaga Chibu dan keluarga kita, memberikan hidayah-Nya, petunjuk-Nya, dan memberikan keberkahan dalam hidup kita.

Damri, 1 Februari 2024
Bapak.

Cerita Februari : Setelah 12 Tahun

Pekan lalu, saat lapor SPT, saya baru menyadari bahwa NPWP saya ternyata dibuat pada bulan Februari 2011. Sekitar 12 tahun yang lalu. Saya memang masuk kerja untuk pertama kalinya pada bulan tersebut. Saya ingat beberapa hari awal saat masuk kantor, kami para pegawai baru diminta membuat rekening Bank untuk keperluan pembayaran gaji, serta NPWP bagi yang belum punya.

Pada bulan itulah saya akhirnya mulai bekerja secara formal sebagai pegawai kantoran. Berangkat pagi-pagi, memakai pakaian rapi yang kemudian sedikit berantakan akibat berdesakan di angkutan umum. Saya pernah menuliskannya di sini terkait perjalanan saya pergi dan pulang ke kantor pada masa-masa itu.

Setelah 12 tahun ngantor, beberapa kombinasi moda angkutan yang saya pernah gunakan diantaranya :

  1. Angkot-Omprengan-Bus/TJ-Kantor-Bus/TJ-Omprengan-Angkot
  2. Angkot-Tebengan-Kantor-Bus/TJ-Omprengan-Angkot
  3. Angkot-APTB-Bus/TJ-Kantor-Bus/TJ-APTB-Angkot
  4. Angkot-APTB-Bus/TJ-Kantor-Bus Jemputan-Angkot
  5. Motor-Kantor-Motor (waktu ngontrak di Jl. Rasamala)
  6. Motor-APTB-Bus/TJ-Kantor-Bus/TJ-Motor
  7. Mobil-Kantor-Mobil

Sekarang, saya lebih sering menggunakan kombinasi moda no 7, jika berangkat bareng istri saya, atau kombinasi moda no 6, jika berangkat sendirian. Apapun kombinasi moda nya, kecuali no 5, sebenarnya tetep lama di jalan sih, dan tidak murah. Wkwkwk… Yah, tapi setiap kondisi kan kalau dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, selalu ada trade off nya. Saya dan istri yang berkorban waktu perjalanan yang lebih lama, tetapi mendapatkan benefit-benefit lain dari tinggal di Bogor, sekitar 60 km dari kantor kami. Mungkin kedekatan dengan support system kami (orang tua dan teman-teman terdekat), lingkungan tinggal yang lebih sehat, biaya hidup yang lebih terjangkau, dlsb.

Beberapa rekan kerja yang dulu saya temui saat pertama masuk kantor juga sudah purna tugas. Banyak yang sudah memasuki usia pensiun. Entah itu yang pejabat, atau pun pelaksana biasa. Rasanya dulu ruangan kantor lebih ramai dari saat ini. Lalu berkurang satu demi satu karena pensiun. Berganti dengan pegawai baru yang jumlahnya tidak sebanyak yang pensiun. Beberapa pegawai baru saat ini juga sangat muda. Anak-anak fresh graduated yang selisih usianya sekitar 10 s.d 13 tahun dengan saya. Kalau dulu saya menjadi pegawai junior nya, kini saya sudah dianggap pegawai senior. Kalau dulu saya dituntut menyesuaikan sikap dengan rekan kerja yang lebih tua, saat ini mulai harus membiasakan berinteraksi dengan pegawai yang lebih muda. Ternyata saya benar-benar bertambah tua ya.

Adapun terkait kantor, sepertinya cukup banyak tipe pekerjaan yang pernah ditugaskan pihak kantor kepada saya selama 12 tahun ini. Mulai dari pekerjaan administrasi penagihan keuangan, pengadaan, surat-menyurat, laporan-laporan kegiatan, sampai yang sifatnya lebih substantif seperti analisa data, penyusunan bahan pimpinan, tanggapan terhadap isu tertentu, menerima konsultasi dari stakeholder, rapat-rapat lintas sektor, juga ada tipe-tipe pekerjaan lain dari yang menyenangkan sampai yang menyebalkan. Bwhehehe… Meskipun begitu, saya menyadari bahwa masih banyak tipe pekerjaan lain di kantor yang belum pernah saya lakukan. Kadang penasaran juga, “Bagaimana ya rasanya seperti Bapak A yang mengerjakan pekerjaan itu?” Tapi kadang juga ngga sih. Preferensi saya kan tetap rebahan.

Tapi ya, belakangan ini, saya sepertinya tidak terlalu banyak mengharapkan ini dan itu dalam pekerjaan. Mungkin saya memasuki zona nyaman, enggan keluar dari sana, cenderung resisten terhadap hal baru. Saya tahu ada banyak perbaikan-perbaikan yang diperlukan oleh kantor saya, tetapi pada saat yang bersamaan saya cukup realistis dengan kondisi birokrasi dan keterbatasan kewenangan serta waktu yang saya punya. Jadi ya, begitulah. Tapi saya menikmati dan mensyukuri banyak hal saat ini, misalnya kesempatan untuk masih bisa sholat berjamaah di mesjid sebelum berangkat, saat di kantor, dan setelah pulang kantor, serta masih punya cukup waktu bersama anak-anak sebelum berangkat dan saat pulang kantor.

Apakah mungkin saya merasakan kebosanan dan kejenuhan yang sama seperti pada akhir tahun 2014? Beruntungnya saya, pada saat itu, tidak lama setelahnya saya menikah, lalu tugas belajar S2 ke Bandung dan Hsinchu. Ada banyak perubahan peran dan aktivitas yang membuat rutinitas harian menjadi tidak lagi membosankan. Nah, kini saat kejenuhan serupa kembali datang, kadang bingung juga ya, apa yang mau saya lakukan ya nantinya. Kuliah lagi kah? S3? Rasanya saya belum siap hidup dari satu paper ke paper lainnya, dari satu jurnal ke jurnal lainnya. Ahahaha… Sepertinya mengambil S3 sebagai ‘pelarian’ dari rutinitas kantor bukanlah keputusan yang baik.

Jadi pada akhirnya, kurang lebih begitulah saya setelah 12 tahun ngantor….

Diselesaikan pada 24 Feb 2023

Cerita Februari : Surat untuk Chibu

Dear chibu,

Assalaamu’alaykum…

Dari Februari 2015 ke Februari 2023, bukan waktu yang sebentar ya. Delapan tahun. Satu windu. Di antara tahun-tahun tersebut, kita berpindah-pindah dari Jakarta, Bandung, Hsinchu dan kembali ke Bogor pada akhirnya.

Yuri yang lahir di Bandung tahun 2016, dan disusul Riyu yang lahir di Bogor tahun 2018, menambah ramai dan seru keluarga kita. Banyak banget yang berubah ya.

Dulu setelah nikah, kita memulai dari kontrakan kecil di Jl. Rasamala, tidak jauh dari kantor. Perjalanan ke kantor hanya 10 menitan dengan motor. Kesibukan kerja saat itu juga belum sepadat saat ini. Lebih punya banyak waktu bersama.

Kayaknya saat ini ritme hidup makin cepat ya. Sebagaimana commuter Bogor pada umumnya, sebelum jam 6 pagi kita harus sudah berangkat kerja. Itu pun setelah gedebak-gedebug menyiapkan keperluan anak-anak yang tidak selalu tertangani sendiri, tentunya kadang sambil dengerin Bapak ngomel sana-sini. Bwehehehe…

Kalau dipikir-pikir ya capek dan hectic juga ya. Tapi kalau dijalani bersama, ternyata ngga juga. Karena waktu dan jarak seringnya bersifat relatif. Sama kayak uang. Bukan banyak dan sedikitnya, bukan sempit dan luangnya, bukan jauh dan dekatnya, tapi lebih penting manfaat yang dapat diberikan dan keberkahan yang bisa diperoleh.

Juga seperti waktu-waktu yang kita lewati bersama, Bapak berharap semakin banyak manfaat yang bisa Bapak berikan untuk Chibu dan anak-anak. Sebagai suami, dan sebagai orang tua. Begitu pula sebaliknya, saling mengisi dan memberi timbal balik. Dan semoga Allah SWT memberikan banyak-banyak keberkahan bagi apa yang kita usahakan sesuai peran kita masing-masing.

Dan untuk semua hal kemageran Bapak, malesnya Bapak, ngomel nya Bapak, Bapak mohon maaf ya. Sing sabar ya. Wkwkwk…

Ayok sini, kita lari bareng lagi!

Bapak, 15 Februari 2023

Cerita Februari : Sebuah Pengantar

Halo!

Saya kembali.

#ceritafebruari adalah serial yang saya tulis setelah sekian lama saya biarkan blog ini menganggur. wkwkwk…

Terakhir saya menulis di sini adalah pada bulan Juni tahun 2014. Masih belum menikah dan juga belum kuliah S2. Ada banyak yang berubah ternyata sampai tahun 2023 ini. Beberapa hal akan saya ceritakan melalui serial ini.

Tanpa saya sadari, cukup banyak kejadian penting dalam hidup saya yang terjadi pada bulan Februari. Termasuk memulai blog ini. Menuliskan beberapa kejadian tersebut dalam serial ini adalah salah satu cara saya untuk bersyukur, mengevaluasi diri, serta mengabadikannya sebagai hadiah untuk istri saya yang sudah lama minta dibuatkan tulisan.

Udah, itu aja sebagai pengantarnya. Saya mau istirahat siang.

Lantai 16, 14 Feb 2023

Update : #ceritafebruari berlanjut diselesaikan pada Februari 2024 karena kemageran saya. wkwkwk…

Sebagaimana Saya pada Enam Tahun yang Lalu

“seringnya jutek sama orang tertentu, salah satunya aku. trus pernah asik ke orang tapi orang tertentu juga.”

“kurang bisa nempatin diri.”

“ga jelas anaknya…ga konsisten.”

“pendiem, tapi suka aneh.”

“duh apa ya? gw ga terlalu perhatiin dia sih.”

“…tampang jutek, omongan rada2 ketus(kadang2)…”

“gimana ya? kadang suka ga jelas…”

“pertama kali liat serem euy, apalagi waktu rembutnya belum dipotong. Ini mahasiswa apa bukan?”

“dia tanggung jawab dan pemimpin”

“dulu aku suka gangguin tapi sekarang agak sungkan coz makin bijaksana. Yang aku tau wahyu ikhwan supel…he3x. Pinter banget, baik, suka ngajarin…tanggung jawab bo…”

“komti generasi II. pinter, ganteng, serius, banyak fansnya loh yu! Jenggotnya santri.”

“tampangnya ROHIS banget. pinter, gaul dan kadang ‘menusuk’.”

“pinter, jago penkom, pendiem tapi cukup caur juga.”

“…lo orangnya asik koq walau kata2nya berat…”

“pinter, ternyata bocor juga ya.”

“ngayomi banget wahyu…”

“ikhwan gaul, pinter, heboh, suka bercanda juga.”

“easy going, nyantai dan hanyok2 aja.”

“kaga pernah akur gw ma lo!! gw kaga setuju lu jadi komti baru!! dasar kau menyebalkan!! wee..:9”

“gila kalo bercanda… omongannya dalem, sindiranya tajem. tapi pinter dan enak diajak koordinasi, ga ngebingungin dan njelimet.”

“a very simple person! I like it. Pinter, bijak. masalah seribet apapun kalo diceritain sama dia terasa lebih mudah.”

“pinter, simple, kocak.”

“…baek, to the point, pinter dan alim. akan lebih baik lagi kalo wahyou bisa nempatin diri dengan baik.”

“wow, nih anak satu bener-bener solutif!!! kalo ada masalah sharing aja ke dia. dengan entengnya dia ngasih solusi, tapi masalah selesai!!! cuek, kalo ngomong langsung to the point, kadang pedes juga, he..he.. wayaw c komti baru. semangadh yakz!! pinter banget c, tapi tetep low profile. tetep down to earth ya yaw,,, n keep istiqomah.”

“well, lo tuch orang paling bijak yang pernah gw kenal selain kakek gw. disaat2 darurat lo bisa diandelin, kepala lo masih bisa dingin kayak kulkas meski di sekitar lo udah panas kayak neraka. lo tuh solutif banget. win-win solution. pinter, smart, simple. makanya ga heran klo banyak yang curhat atau minta rekomendasi dan saran dari lo. bisa baca bakat dan sifat kadang2. apa ya namanya? ‘dewasa’ kali ya?…”

“pinter, cuek tapi baik. buktinya mau ngajarin SATOP ke kita2..”

“tegas, maksa, rajin, diem, garink, seru (kayaknya), aneh, tahan banting, visioner, pemimpin, pinter banget, teratur, cerdas, rapi, to the point, blak-blakan”

Tulisan ini merupakan hasil permak tulisan di blog lama saya yg sudah expired. Sebagian besarnya adalah pendapat teman-teman kuliah saya yang dikutip sebagaimana adanya. Sebagian kecilnya merupakan rangkuman pendapat dari beberapa kakak dan adik kelas saya saat SMA. Kedua sumber tersebut ditulis pada awal tahun 2008. Dan buat yang nyamain saya dengan kakeknya, please deh, waktu itu umur saya masih 20 tahun kelles…. #plak

[Late Post] Merindukan Kebosanan

Saya rindu kebosanan saat di meja kerja
Saya rindu kebosanan dalam macet di jalan-jalan Ibukota
Saya rindu kebosanan saat berakhir pekan

Ya…
Saya bosan kini,
dan saya rindu kebosanan yang biasanya…

 

International Bamboo and Rattan Tower, 18 Mei 2012

 

Keterangan :

Tulisan lama yang tidak sengaja saya temukan di folder ‘Download’ pada laptop saya. Tercecer begitu saja, sampai lupa pernah nulis ini. Sepertinya ditulis saat saya homesick karena mendapatkan penugasan seminar yang cukup lama di luar kota. Bwehehe… :p

 

Doclang

Siapa yang pernah makan doclang? Doclang ini sejenis kupat tahu. Makanan khas Bogor yang sudah jarang ditemui. Dan beruntungnya saya yang ternyata sudah beberapa kali makan doclang di Gg Selot sebelah SMA saya. Dulu sih ga tau kalau yang saya makan itu namanya doclang, ngertinya ya kupat tahu, baru tau belakangan ini saja.

Dan kalau diingat-ingat saya ternyata lebih sering beli doclang di selot malah pas udah jadi mahasiswa. Kadang sebelum ngisi mentoring pekanan, kadang sesudahnya. Waktu SMA mah jarang. Lebih sering jajan yang lain, sebut saja di warungnya Ibu Ice deket Polpat yang cukup murah meriah. Haha…

Sabtu lalu, karena saya masih kurang sehat dan perlu minum obat tepat waktu, sebelum ngisi mentoring saya bela-belain deh makan dulu ke selot. Asalnya mau makan bakso selot, tapi kayaknya baru dua pekan lalu deh makan bakso selot. Masa makan bakso lagi? Terus kepikiran lah makan doclang. Setelah culang-cileung nyariin gerobak tua hijau si bapak tukang doclang dan ga ketemu-ketemu. Akhirnya nemu juga gerobak bertuliskan doclang dekat tukang bakso. Gerobaknya udah baru, warnanya kuning merah, seragam dengan gerobak pedagang lainnya. Mungkin dapet bantuan dana perbaikan sarana jualan kali ya dari pemkot. Cuma ya itu, kosong ga ada yang jaga. Saya sempet nyariin si bapak tua yang biasanya sampai kemudian disapa oleh ibu muda yang sedang cuci piring. “Makan kupat tahu pak? Sebentar ya pak, duduk saja dulu”.

Sekarang harganya seporsi udah Rp 8.000,-. Dulu kayaknya saya beli dari mulai harga Rp. 5.000,-. Haha…, udah lama juga ya. Rasanya masih sama. Sambalnya pasti di taruh di sendok makannya. Biasanya saya buang sebagian di wastafel belakang tempat duduk karena ga doyan pedas.

Nah, pas bayar, iseng-iseng nanya ke si ibunya. “Saya lama ga makan di sini bu, bapak tua yang biasanya jualan kemana ya?”. Si ibunya jawab sambil ngasi uang kembalian, “Aduh, udah lama ga ada. Hampir tujuh bulanan.” Dan saya speechless sambil ngelihatin gerobak jualan berwarna kuning merah tersebut. Beberapa bagian gerobak hijau yang lama masih dipakai, bercampur dengan peralatan yang sudah baru. Ternyata beneran penjual yang sama, bukan yang lainnya.

Saya kemudian pamit ke si ibu. Mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih. Ternyata Ibu yang tadi menantu si bapak tua. Dia dan suaminyalah yang melanjutkan berjualan doclang di selot. Aduh, siang itu saya malah jadi keinget si bapak yang sudah almarhum dengan gerobak hijaunya, dengan ceret tuanya, dan teh tawar yang biasanya disajikan sebagai minuman, yang kadang saya suka minta nambah. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah si bapak, dan mengampuni dosa-dosanya. Terima kasih banyak pak atas doclangnya selama ini.

Rasanya beberapa catatan materi nasihat yang saya siapkan buat anak-anak siang itu kalah dengan peristiwa kecil tadi. Memang ya, ternyata ada benarnya perkataan ulama yang bilang bahwa cukuplah kematian sebagai nasehat.

APTB, 19 Mei 2014

Menghitung Rindu

Dan apakah kamu tahu caraku menghitung rindu?

Sesederhana menghitung waktu demi waktu
Hingga kita tak sengaja bertemu di suatu sore

Sekedar duduk bersebelahan dalam angkutan
Mentertawakan berbagai kekonyolan
Mengomentari senja di tepian jalan
Membicarakan orang-orang
Dan berbicara tentang apa saja
Kecuali tentang kita

Kemudian di simpang jalan saat berpisah seperti biasanya
Mungkin kamu tidak pernah tahu
Hitungan rindu itu akan berulang
Hingga pertemuan berikutnya

How did they find me? :p

image